Upaya meningkatkan kualitas komunikasi antara orang tua dan anak terus dilakukan melalui berbagai pendekatan kreatif. Pada 26 September 2025, saya hari hadir memberikan edukasi kepada wali murid TK Pembina Jebres mengenai pentingnya metode read aloud atau membacakan cerita dengan suara lantang. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dalam sesi tersebut, saya menjelaskan bahwa aktivitas read aloud bukan hanya sebatas membacakan buku, melainkan juga membangun interaksi emosional yang kuat antara orang tua dan anak. Dengan intonasi suara, ekspresi wajah, serta sentuhan dialog sederhana, anak-anak dapat merasakan perhatian penuh dari orang tua. Hal ini diyakini dapat menumbuhkan rasa percaya diri, memperkaya kosa kata, serta meningkatkan kecerdasan emosional sejak usia dini.
“Anak-anak akan lebih mudah menyerap nilai, pesan moral, sekaligus merasakan kasih sayang melalui cerita. Read aloud adalah jembatan komunikasi yang hangat, sekaligus fondasi penting dalam membangun kedekatan keluarga,” ungkap Sara di hadapan puluhan wali murid.
Antusiasme peserta terlihat dari interaksi aktif selama kegiatan berlangsung. Banyak wali murid yang berbagi pengalaman membaca bersama anak di rumah, sekaligus mendapatkan tips praktis bagaimana memilih buku cerita yang sesuai usia, cara menirukan suara tokoh, hingga menciptakan momen menyenangkan saat bercerita.