Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menjadi pembicara di acara Bincang Digital yang diadakan Ruang Guru, kerja sama dengan Kemeterian Komunikasi dan Informatika dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Tema yang saya bawakan mengenai Budaya Digital dan Fenomenanya dalam Masyarakat.
Budaya digital terbentuk dari cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat ketika menggunakan teknologi dan internet. Namun sayangnya, tidak semua orang memahami bagaimana menggunakan teknologi ini secara bijaksana dan beretika. Ketika seseorang memiliki budaya digital yang lemah, maka bisa memunculkan pelanggaran terhadap hak digital orang lain.
Hak digital sendiri dapat dibedakan menjadi tiga yakni hak untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa aman (SAFEnet, 2019). Meskipun kita memiliki hak asasi untuk bisa berekspresi di dunia maya, namun kebebasan ini selalu dibatasi oleh hak orang lain. Bebas tetapi tetap berbatas.
Selengkapnya mengenai bahasan ini, bisa ditonton di video berikut.
Tular Nalar adalah sebuah program inisiatif Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), Love Frankie dan Ma'arif Institute yang didukung oleh Google. org. Terlibat sebagai fasilitator, pada 28 Juni 2021 saya menjadi narasumber pada webinar Tular Nalar bersama dengan Pondok Pesantren Usuludin Singkawang, Kalimantan Barat.
Pada acara ini saya menjelaskan berbagai fenomena digital yang menuntut kemampuan literasi digital yang mumpuni. Sehingga para pengguna internet, tidak mudah terjebak berbagai informasi hoaks yang mampu memecah belah persatuan negar.
2021, di tengah keinginan untuk terhubung dengan sesama pegiat literasi bahasa lainnya, saya mencoba menghubungi dua orang kawan. Mbak Asri Pujihastuti, Guru SMKN7 Surakarta yang saya kenal ketika mengikuti seleksi Bunda Baca Kota Solo, dan Mbak Titi Setyoningsih, dosen FKIP Universitas Sebelas Maret yang lebih dulu saya kenal saat tergabung dengan Duta Cerita. Ketika menawarkan gagasan ini, saya hanya bilang bahwa "mungkin akan menyenangkan kalau kita bisa menyemangati para orang tua dan masyarakat pada umumnya untuk lebih cinta sama buku."
Mbak Asri dan Mbak Titi bukan orang baru diranah tulis menulis. Mereka sudah terbiasa menulis buku ajar bahkan novel. Sehingga bak gayung bersambut, mereka menyetujui untuk bersama- sama menginisiasi lahirnya Komunitas Read Aloud Solo Raya. Visinya cukup sederhana 'Mulai dari Membaca Dukung Literasi Bahasa' Jadi ya nggak muluk- muluk. Suka baca dulu aja deh, mulai dari rumah, mulai dari menularkan ke anak sendiri, baru kita bergerak untuk menginfluence orang lain.
Sejarah singkat lahirnya Komunitas Read Aloud Solo Raya ini, ditulis dengan apik oleh Mbak Mannisa, jurnalis Radar Solo, Jawa Pos yang menghubungi saya beberapa waktu lalu. Melalui sambungan telpon, ia bertanya dari awal bagaimana komunitas ini berdiri, program dan aktivitasnya, hingga cita- cita ke depan ke arah mana komunitas ini di bawa.
Sejujurnya, memang masih panjang untuk menjaga ke-konsistensi-an komunikasi dalam komunitas ini. Terlebih dengan situasi pandemi saat ini, rasanya setiap orang masih harus menahan diri berjumpa tatap muka. Tapi, kami akan mencoba perlahan, bagaimana semangat cinta buku ini bisa semakin tertularkan.
Jika saat ini kita mencari- cari figur teladan yang baik, maka dari buku Seri 10 Shahabiyah Wanita Mulia, kita akan menemukan sosok wanita yang luar biasa. Bukan cuma mulia akhlaknya, tapi juga kepatuhan dalam menjalankan perintah agama.
Seri 10 Shabiyah Wanita Mulia dari penerbit Ziyad Book.
Apa saja kelebihannya?
- Mendorong anak cinta pada Allah dan Rosul
- Penanaman karakter para wanita mulia
- Dilengkapi doa harian yang dapat dihapalkan
- Ilustrasi yang menarik dan fullcolor
- Disertai pesan hikmah untuk orang tua yang membantu ketika membacakan buku untuk anak.
Mau tidur adalah waktu bonding terbaik dengan Lila. Sembari cerita, kami membaca buku dengan kisah sederhana yang nggak perlu berat-berat mikir.
Kondisi anak yang rileks, justru bikin pesan cerita lebih masuk di ingatannya.
Paket Kisah Islami dari Penerbit Ziyad Books akan jadi pengantar tidur kami selama beberapa minggu ke depan. Dengan gambar ilustrasi akan membantu menstimulasi imajinasi anak.
Paket ini terdiri dari 3 judul buku :
1. Kisah Islami Pengantar Tidur Terbaik Sepanjang Masa
2. 30 Cerita Islami Terpopuler Sepanjang Masa
3. Aku Anak Saleh Berakhlak Mulia
Selengkapnya bisa cek instagram @ziyadbooks.official
Beberapa waktu lalu saya diundang menjadi narasumber sebuah online talkshow bertajuk GMB - Talk yang diinisiasi oleh Gerakan Menulis Buku Indonesia dalam rangka memperingati Hari Buku Anak Sedunia. Acara ini mengangkat tema "Read Aloud : Metode Menyenangkan untuk Melatih Anak Gemar Membaca Buku" Secara pribadi saya senang sekali bisa hadir di acara ini, terlebih saya bisa mengenalkan aktivitas Reading Aloud yang sudah saya geluti sejak memiliki anak.
Untuk merangkum sesi gelar wicara yang dipandu Ririn Setyowati, Content Manager GMB-Indonesia dan berlangsung selama 90 menit, saya mencoba menulis transkripnya di bawah ini dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun oleh tim GMB.
Selama masa pandemi ini, kita sering sekali menjumpai ajakan untuk para orang tua melakukan Read Aloud. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud Read Aloud ini?
Read Aloud atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan membacakan nyaring, adaah aktivitas membaca buku dengan cara disuarakan. Jadi bukan dibaca di dalam hati.
Apa perbedaan metode Read Aloud dengan metode mengajar membaca untuk anak lainnya?
Read Aloud melibatkan 3 elemen dalam aktivitasnya yakni pembaca buku, yang dibacakan buku dan buku itu sendiri. Kegiatan ini berfokus pada tujuan agar anak mencintai buku, jadi tidak secara langsung bertujuan mengajari anak baca tulis. Namun harapannya, dengan mengenal berbagai huruf dan kata yang tercetak pada buku, akan menstimulasi secara tidak langsung kemampuan literasi bahasa pada anak.
Kenapa metode Read Aloud bisa menjadi semacam tren saat pandemi, ya? Apakah metode
Read Aloud ini memang baru ada saat pandemi berlangsung?
Saya rasa kegiatan membaca nyaring sudah sering dilakukan oleh para guru di sekolah dan juga orang tua di rumah. Namun, memang saat pandemi ini distribusi informasi dan ajakan mengenai manfaat read aloud ini cukup masif. Mulai dari banyaknya online training bagi para praktisi read aloud, webinar literasi, sampai juga keterlibatan para penerbit yang memberikan akses bukunya untuk dibacakan nyaring dan mengizinkan untuk upload konten di media sosial. Para orang tuapun juga bisa mendokumentasikan kegiatan read aloudnya di media sosial tanpa takut melanggar hak cipta (karena izin dari penerbit tadi). Sehingga semakin banyak orang tua lain yang juga tetarik melakukan hal yang sama. Terutama saat pandemi dimana intensitas kebersamaan anak dan orang tua cenderung meningkat.
Siapa saja yang bisa melakukan Read Aloud? Apakah hanya Ibu yang disarankan menerapkan metode ini?
Siapa saja yang mampu membaca buku dapat melakukan aktivitas read aloud ini. Di lingkungan keluarga mulai dari orang tua, kakek nenek, kakak, bahkan ARTpun bisa melakukannya.
Kenapa memilih menerapkan metode Read Aloud? Apa yang membuat mbak Sara mempraktekkan metode ini?
Pertama, karena saya suka membaca buku sejak kecil. Sehingga, saya tahu betul bahwa membaca memberi banyak manfaat bagi saya baik saat sekolah maupun ketika berkarir. Kedua, read aloud menjadi momen untuk menjaga bonding dengan anak. Ketika seharian sibuk bekerja, saya bisa tatap menjalin kualitas komunikasi dengan berdiskusi pada anak melalui read aloud sebelum tidur. Ketiga, tugas saya sebagai Bunda Baca membuat saya ingin menularkan semangat membaca buku ini kepada banyak orang.
Maka, saya sering mendokumentasikan kegiatan read aloud ini melalui video yang saya unggah di instagram dan youtube. Harapannya, bisa mendorong para orang tua untuk melakukan hal yang sama dengan putra- putrinya di rumah.
Dari pengalaman pribadi mempraktikan Read Aloud bersama Lila - putri mbak Sara, sebenarnya apa saja pengalaman berkesan yang tercipta ketika mbak Sara dengan Lila sedang membaca bersama?
Saya bisa mengamati kemampuan anak secara langsung. Bagaimana dia menyimak bacaan, bagaimana ia berimajinasi, juga saat kami mendiskusikan sesuatu. Pada akhirnya, read aloud ini bukan hanya aktivitas satu arah dari Ibu ke anak, tetapi anak juga bisa bertanya dan beropini. Saya juga jadi paham apa cerita yang ia suka. Sehingga bisa mencarikan buku- buku yang membuat Lila antusias.
Apakah Lila pernah menolak ajakan untuk membaca buku bersama? Bagaimana cara mbak Sara menanggapinya?
Lila akan menolak membaca buku yang dia tidak suka. Jadi jika 2 lembar awal buku tidak menarik buatnya, dia akan minta ganti. Bagi saya hal ini tidak masalah, karena sama seperti orang dewasa, anak- anak berhak memilih apa yang ia suka.
Biasanya buku-buku anak apa saja yang mbak Sara bacakan?
Buku- buku untuk read aloud memang punya karakteristik khusus. Seperti : buku dengan ilustrasi, cerita yang tegas dan teks yang sederhana atau sesuaikan dengan kemampuan membaca anak. Selain itu juga memilih buku dengan tema kesukaan anak. Kalau anak saya suka cerita binatang dan fantasi.
Bagaimana cara pemilihan buku-buku untuk dibaca bersama? Apakah ada momen berdiskusi dengan anak untuk memilih buku?
Karena saya sudah paham selera anak, maka ketika membeli buku saya akan tawarkan ke anak dia suka atau tidak. Jika menggunakan aplikasi buku digital seperti Let's Read, saya akan memberi kesempatan anak memilih sendiri cerita yang menarik buatnya untuk dibacakan.
Apa perubahan atau mungkin manfaat yang Mbak Sara amati dari Lila ketika menerapkanmetode Read Aloud?
Banyak manfaat yang saya rasakan, mulai dari kontrol penggunakan gadget yang baik. Jadi anak punya alternatif kegiatan selain bermain smartphone di rumah. Anak juga mampu membaca tanpa harus mengajarkan membaca dengan ekstra keras. Dan pastinya, anak jadi cakap berkomunikasi. Dia tidak malu bertanya maupun berargumentasi.
Apa saja tips yang perlu diketahui untuk memilih buku untuk dibacakan saat melakukan kegiatan Read Aloud?
Ada beberapa tips ketika saya memilih buku :
1. Pilih buku sesuai dengan kemampuan membaca anak.
2. Pilih buku dengan ukuran yang cukup besar agar teks terlihat jelas
3. Buku dengan ilustrasi gambar akan lebih baik karena mampu menstimulasi imajinasi anak
4. Pilih buku dengan cerita yang menarik dan engaging, sehingga akan terbuka ruang- ruang diskusi dengan anak
Apa saja tips yang perlu diketahui sebelum mengajak anak melakukan Read Aloud?
Pertama, adalah memilih buku yang tepat, karena buku akan menjadi alat utama dalam aktivitas read aloud. Berbeda dengan storytelling, yang bisa menggunakan alat bantu apapun.
Kedua, baca buku terlebih dahulu sebelum melakukan read aloud sehingga pembaca buku akan paham jalan ceritanya.
Ketiga, posisikan anak dalam keadaan yang nyaman. Orang tua harus jeli melihat kondisi anak. Jangan sampai dia dalam suasana hati yang buruk, mengantuk atau sedang lapar saat dibacakan buku.
Keempat, tunjuk dengan jari ketika membaca teks pada buku. Jangan melakukan improvisasi di luar cerita buku. Jika menemukan kosa kata baru, berikan penjelasan apa arti kosa kata tersebut.
Kelima, ajak anak berdiskusi. Atau jawab pertanyaan anak, kapan saja anak membutuhkan jawaban. Jangan terobsesi menyelesaikan buku, karena interaksi dengan anak inilah yang jauh lebih penting.
Selain menjadi Ibu, Mbak Sara juga merupakan perempuan yang berkarir. Mungkin kondisi seperti itu juga terjadi pada banyak orang tua. Apa saja tips manajemen waktu yang mungkin dapat diterapkan bagi para orang tua dengan kondisi seperti itu?
Melakukan read aloud itu tidak butuh waktu lama. Paling cuma 6- 10 menit. Luangkan waktu sebentar saja dan cobalah rutin melakukannya setiap hari. Saya rasa dengan durasi yang tidak lama ini sebenarnya tidak merepotkan, kembali ke orang tua apakah mau atau tidak.
Untuk mengikuti sesi talkshow selengkapnya, silakan menonton kanal YouTube Gerakan Menulis Buku Indonesia di bawah ini.
Sebagai Ibu saya terbantu lho ketika memberi penjelasan ke Lila mengenai apa itu puasa, wudhu dan sholat, berbuka puasa dan sahur, sholat terawih sampai zakat fitrah.
Buku ini interaktif ya, jadi nggak bakal bosen. Anak bisa diajak aktivitas menggambar, menggunting, menempel, menulis dan kreativitas lainnya. Boarbook full colour, dengan harga terjangkau.😍😍😍 Emak-emak pasti demen dehhhh....
Ini cara saya mengenalkan ibadah puasa pada Lila dengan cara menyenangkan. Seneng deh punya WATCH ME GROW dari Penerbit Ziyad Book.
Buku ini 2 in 1 lho, jadi ada 2 muka. Sisi pertama ada informasi tentang ibadah puasa, lengkap dari pengertian puasa, syarat wajib puasa, sholat tarawih sampai dengan idul fitri. Sisi kedua, orang tua bisa memantau tumbuh kembang anak dengan growing chart berilustrasi gambar KEREN dan full colour.
Dimulai dari angka 40 cm sampai 160 cm.
Dengan harga terjangkau, kita akan dapatkan buku dengan finishing spot UV glossy, ukuran 21x20,5cm dengan 6 folded, AP 150gr Lapis duo Ivory 300gr.
Suka nonton serial animasi cloud bread? Ini dia sebuah buku berjudul Ibu Tahu yang Terbaik dari penerbit Noura Kids, yang mengangkat keseharian Hongsi dari serial Cloud Bread bersama keluarganya.
Bumi sudah semakin tua. Namun perilaku manusia juga tidak kunjung berubah. Selalu saja ada alasan untuk menambah sampah, mulai dari pakaian, makanan, barang bekas hingga limbah industri.
Selama pandemi, bertambah lagi jumlah sampah berupa masker sekali pakai. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengumpulkan 1,5 ton limbah masker sekali pakai selama pandemi virus Covid 19 di Ibu Kota, terhitung sejak April hingga akhir Desember 2020.
Merawat bumi adalah tugas semua orang. Untuk mengenalkan cara merawat bumi kepada masyarakat, hadirlah Buku Bumiku Sehat Aku Gembira, sebuah antologi cerita anak dengan tema merawat bumi. Buku ini ditulis oleh 15 penulis Indonesia yang tersebar di 15 negara.
Cerita fabel salah satu favorite Lila. Kali ini ada kisah seekor badak yang tidak suka bermain di kubangan lumpur. Berbeda dengan kebanyakan badak lainnya, yang suka berendam untuk menurunkan suhu tubuh mereka agar tidak kepanasan.
Seperti apa serunya kisah Sero, si badak bercula? Yuk, kita lihat cerita berjudul Hus! Hus! ini.
Let's Read adalah perpustakaan digital yang menyediakan beragam cerita anak. Aplikasi ini bisa diakses secara gratis.Cerita yang saya bacakan untuk Lila kali ini berjudul Gelang Untuk Bunda.
Semakin jarang melihat hamparan sawah di tengah perkotaan. Lebih jarang lagi melihat orang-orangan sawah yang bertugas menakuti hama dan burung yang memakan bulir padi yang menguning.
Lewat cerita ini, saya mengenalkan apa itu penjaga sawah yang biasanya terbuat dari batok kelapa, kayu dan jerami yang dibentuk menyerupai manusia.
Saya bersama Lila membaca buku Aku si Penjaga Sawah dari penerbit Noura Kids.